Pertumbuhan Nyamuk sangat bergantung pada keberadaan situs alami yang menampung air. Tempat-tempat ini adalah habitat perindukan primer tempat nyamuk menyelesaikan tahap akuatik (telur, larva, dan pupa). Nyamuk vektor sering menunjukkan preferensi kuat terhadap kondisi air tertentu yang ditemukan di alam, seperti suhu, salinitas, dan keberadaan vegetasi.
Rawa dan Genangan Air Tanah
Rawa dan genangan air hujan yang dangkal adalah situs alami penting bagi banyak spesies Anopheles dan Culex. Air tanah yang meluap membentuk lingkungan ideal dengan banyak bahan organik dan mikroorganisme untuk makanan jentik. Pengendalian nyamuk di area rawa memerlukan strategi pengelolaan lahan basah yang berkelanjutan dan terencana.
Sawah dan Sistem Irigasi
Sawah padi merupakan habitat perindukan primer buatan manusia yang meniru kondisi alami rawa. Genangan air yang stabil selama musim tanam mendukung Pertumbuhan Nyamuk secara besar-besaran, terutama spesies seperti Anopheles aconitus atau Culex tritaeniorhynchus. Pengelolaan air irigasi yang buruk dapat meningkatkan populasi vektor secara eksponensial.
Tepian Sungai dan Danau
Tepian sungai yang tenang, teluk kecil danau, atau area yang terlindungi dari arus kuat juga menjadi situs alami tempat telur nyamuk diletakkan. Area ini kaya akan vegetasi air yang menawarkan perlindungan dari predator dan sinar matahari langsung. Pemantauan dan pengelolaan vegetasi di sekitar badan air ini dapat mengurangi potensi Pertumbuhan Nyamuk.
Vegetasi dan Mikroorganisme
Kehadiran vegetasi air (seperti eceng gondok atau lumut) menciptakan mikroklimat yang stabil dan menyediakan makanan bagi larva. Habitat perindukan primer yang subur ini menjamin pasokan nutrisi yang cukup untuk jentik. Penggunaan larvisida biologis, seperti bakteri Bacillus thuringiensis israelensis, efektif menargetkan larva di lingkungan tersebut.
Salinitas dan A. sundaicus
Beberapa situs alami, seperti laguna pantai dan rawa bakau, memiliki air payau. Nyamuk spesies Anopheles sundaicus telah beradaptasi untuk berkembang biak secara eksklusif di lingkungan dengan salinitas sedang ini. Pemetaan situs alami perairan payau penting untuk menargetkan vektor malaria spesifik pantai.
Pengaruh Perubahan Iklim
Perubahan iklim dapat memperluas atau mengubah situs alami Pertumbuhan Nyamuk. Peningkatan curah hujan dapat menciptakan lebih banyak genangan, sementara kekeringan dapat mengonsentrasikan larva di sedikit sumber air yang tersisa. Adaptasi lingkungan vektor ini menuntut pemodelan dan prediksi yang lebih akurat.