Legenda Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu cerita rakyat paling terkenal di Jawa Barat. Kisah ini bukan sekadar dongeng, melainkan cerminan dari asal-usul gunung berapi tersebut, serta nilai-nilai moral dan sosial masyarakat Sunda. Cerita ini berpusat pada kisah cinta terlarang antara Sangkuriang dan ibunya, Dayang Sumbi, yang meninggalkan jejak abadi pada lanskap alam.
Kisah dimulai dengan Dayang Sumbi, seorang putri jelita yang dikutuk menikah dengan anjing, Tumang. Dari pernikahan itu, lahirlah Sangkuriang. Suatu hari, Sangkuriang tanpa sengaja membunuh Tumang saat berburu. Hal itu memicu kemarahan Dayang Sumbi. Ia mengusir Sangkuriang dan tidak pernah memberitahu kebenaran siapa Tumang sebenarnya.
Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang tumbuh menjadi pemuda perkasa dan kembali ke kampung halamannya. Ia bertemu dengan Dayang Sumbi yang, berkat kesaktiannya, tetap berparas muda. Keduanya jatuh cinta dan berencana untuk menikah. Namun, Dayang Sumbi menyadari identitas Sangkuriang dari bekas luka di kepalanya. Ia tahu bahwa Sangkuriang adalah putranya sendiri.
Untuk mencegah pernikahan terlarang itu, Dayang Sumbi mengajukan syarat yang mustahil: Sangkuriang harus membuat bendungan dan sebuah perahu dalam satu malam. Sangkuriang, dengan bantuan para jin, hampir berhasil menyelesaikan tugas itu. Namun, Dayang Sumbi tidak menyerah. Ia mencari cara untuk menggagalkan rencana tersebut.
Dengan siasat cerdik, Dayang Sumbi menciptakan ilusi fajar. Ia membakar obor-obor di timur dan membuat ayam jantan berkokok, membuat para jin ketakutan dan pergi. Sangkuriang yang marah karena gagal, menendang perahu yang belum selesai itu hingga terbalik. Perahu terbalik itulah yang menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Legenda Gunung Tangkuban Perahu ini mengajarkan pesan moral yang mendalam. Kisah ini menjadi peringatan tentang bahaya nafsu yang buta dan pentingnya menghormati garis keturunan. Hubungan terlarang antara Sangkuriang dan Dayang Sumbi adalah simbol dari tabu yang harus dihindari dalam masyarakat.
Cerita ini juga memperkuat hubungan masyarakat Sunda dengan alam. Asal-usul Gunung Tangkuban Perahu dijelaskan melalui legenda yang penuh drama dan emosi. Ini adalah cara masyarakat menjelaskan fenomena alam yang ada di sekitar mereka, mengikatkan diri mereka pada tanah leluhur.