Industri perhotelan di Bandung dan Jawa Barat tengah menghadapi masa sulit. Tingkat hunian atau okupansi hotel terus merosot tajam dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi sepi ini bukan hanya mengancam keberlangsungan bisnis perhotelan, tetapi juga memunculkan ancaman PHK nyata bagi ribuan pekerja di sektor ini.
Berbagai faktor disinyalir menjadi penyebab utama sepinya hotel di kawasan yang dulunya menjadi primadona pariwisata ini. Penurunan daya beli masyarakat, imbas kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang memangkas kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) di hotel, serta perubahan tren wisata menjadi beberapa di antaranya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Dodi Ahmad Sofiandi, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi ini. Okupansi hotel yang jauh di bawah angka ideal untuk operasional normal membuat banyak pengelola hotel kesulitan menutupi biaya operasional. Jika kondisi ini terus berlanjut, langkah efisiensi ekstrem seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak dapat dihindari.
Ancaman PHK ini tentu menjadi momok menakutkan bagi ribuan pekerja hotel di Bandung dan Jawa Barat. Sektor perhotelan merupakan salah satu penyerap tenaga kerja yang signifikan, dan gelombang PHK akan berdampak luas pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
Para pelaku industri perhotelan di Bandung dan Jawa Barat berharap adanya intervensi dan solusi dari pemerintah daerah maupun pusat. Relaksasi kebijakan, stimulus ekonomi untuk sektor pariwisata, serta promosi wisata yang lebih gencar diharapkan dapat kembali menggairahkan tingkat hunian hotel dan menyelamatkan ribuan pekerjaan.
Kondisi sepi yang melanda hotel di Bandung dan Jabar adalah isu serius yang membutuhkan perhatian segera. Jika tidak ada langkah konkret yang diambil, bukan tidak mungkin industri perhotelan yang menjadi salah satu tulang punggung pariwisata Jawa Barat ini akan semakin terpuruk, membawa dampak buruk bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Kondisi sepi ini diperparah dengan minimnya kegiatan pariwisata dan bisnis yang biasanya menjadi andalan, terutama setelah berakhirnya musim libur Lebaran. PHRI Jawa Barat sendiri telah berulang kali menyampaikan kekhawatiran mengenai situasi ini dan mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah strategis guna memulihkan gairah pariwisata, termasuk mempertimbangkan kembali kebijakan yang dinilai menghambat kunjungan dan kegiatan di hotel-hotel.